13 Agustus 2009

MAKAN DENGAN JARI TANGAN, Jangan Minum Setelah Makan

Suatu ketika (sekitar 3 tahun lalu) waktu mendatangi acara aqiqoh, makan kambing bareng, seseorang bilang " saya nggak berani makan kambing, nanti bludreg saya kumat"

eh seorang guru ngaji tua dengan santai menimpali " wah itu namanya nggak tahu cara makan.." sayapun kaget, "lho mbah cara makan itu kan ya dimasukkan mulut, dikunyak terus ditelan tho?"
" iya.. tapi habis makan jangan terus minum.."
waktu saya desak alasannya dia pake ilmu titen alias sejarah bilang begitu, wah data nggak akurat nih..

Kemudian belum ada setahun lalu saya baca buku Prof. Hirumi, yang mempunyai teori enzim pangkal itu lho.. beliau menerangkan tentang keluarnya enzim dari setiap bagian tubuh manusia sesuai dengan kebutuhannya, beliau pula yang melarang orang maag minum obat maag, melarang setiap manusia minum susu formula, karena tubuh akan bekerja mngeluarkan enzim sesuai kebutuhannya.

Prof. Hirumi menganjurkan kalo makan jangan buru-buru, kunyah selama mungkin, kalo bisa minimal 30 kali atau bahkan 60 kali kunyahan... karena mulut akan memproduksi liur lebih banyak, yang akan menjadi enzim bagi pencernakan, menguraikan makanan lebih sempurna, dan tentu saja menyehatkan

Harjoko menambahkan
Kalau anda selesai makan jangan langsung minum..., nikmatitah sisa-sisa rasa yang ada pada mulut, liur terus diproduksi, enzim lebih banyak, proses mencerna makanan sempurna. kesehatan terjaga..

Ingin Lebih spektakuler...? ikuti sunah Rasulullah

Jangan makan dengan sendok, makanlah dengan jari tangan anda (muluk) yakinlah jari-jari tangan anda akan terangsang mengeluarkan zak aktif (baca: enzim) yang paling sesuai dengan makanan yang tersentuh, yang nantinya masuk pencernakan dan... tentu saja lebih sehat

Ingin lebih Sensasional...? ikuti terus Sunah yang lain

Selesai makan bersihkan jari anda dengan menjilat sisa-sisa makan yang ada.. nikmati rasa yang masih menempel, dan rasakan enzim yang keluar lebih banyak lagi..

Selamat menikmati sensasi gaya hidup sehat.


Lantas bagaimana kata mbah tua guru ngaji pada cerita diatas..?
ah rasa ada yang masuk akal.. tapi dimana yah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar